OMFALOKEL
A.
Pengertian
Omfalokel
adalah Penonjolan usus atau isi perut lainnya melalui akar pusat yang hanya
dilapisi oleh peritoneum dan tidak dilapisi kulit.
Omfalokel
(eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ
abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom,
yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa
centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol
keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga
abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau
tidak mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang
untuk memungkinkan penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini
dapat ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke
atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga
abdomen dalam masa beberapa minggu. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995.
Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta).
B.
Etiologi Omfalokel
Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang.
Beberapa faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik
serta polihidramnion.
Menurut
Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
1.
Faktor
kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,
penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan
kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel
paling sering dijumpai.
2.
Defisiensi
asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding abdomen pada
percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas
perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein)
pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi
kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan
adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan
genetik.
3.
Polihidramnion,
dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan tersebut harus
dilacak dengan USG.
C. Tanda dan Gejala Omfalokel
Omfalokel
yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu lahir ditutup oleh
peritonium, selai Warton dan selaput amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa
gejala, jarang yang mengeluh nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang
menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar.
Jika
lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol, tetapi jika lubangnya besar,
hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.
Tanda dan
gejala :
a)
Kelumpuhan anggota gerak,
gangguan perkembangan, hidrosefalus atau mikrosefalus, gangguan penglihatan,
keterbelakangan mental dan pertumbuhan.
b) Neonatus datang dengan muntah, tak mau menyusu, hepatomegali, hipoglikemia,
kejang dan letargi.
c)
Hepatomegali, pertumbuhan
buruk lingkar perut besar.
d) Pada saat bayi lahir tidak ditemukan tanda dan gejala. Kadang bayi
tampak mengantuk atau tidak mau makan.
e)
Susah makan, hipotermia,
fontanel terbuka lebar.
D. Penyebab Omfalokel
Omfalokel
disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu
janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini
dapat terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi usus
dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus
terlihat menonjol keluar).
Angka
kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi
infeksi. (Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC,
1997). Pada 25-40% bayi yang
menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya,
seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung.
E. Penatalaksanaan Omfalokel
1)
Pengobatan
Omfalokel (eksomfalokel) adalah
suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong
peritoneum. Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang pada
pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang keluar
dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
2)
Penatalaksanaan Prenatal Pada Omfalokel
Apabila terdiagnosa omphalokel pada
masa prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent pada orang tua tentang
keadaan janin, resiko terhadap ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya
melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir
dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya
dilakukan observasi melalui pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan
cara melahirkan. Selama kehamilan omphalokel mungkin berkurang ukurannya atau
bahkan ruptur sehingga mempengaruhi pronosis.
3)
Penatalaksanan Postnatal (Setelah Kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan
segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan
awal apakah berupa operasi atau nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan
postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan omphalokele dan
gastroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau
segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif
neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan omphalokel biasanya mengalami lebih
sedikit kehilangan panas tubuh sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi
awal cairan dibanding bayi dengan gastroskisis.Konservatif dilakukan bila
penutupan secara primer tidak memungkinkan, misalnya pada omfalokel dengan
diameter > 5 cm.
Penatalaksanaan
segera bayi dengan omphalokel adalah sbb:
1). Tempatkan bayi pada ruangan yang
asaeptik dan hangat untuk mencegah kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.
2). Posisikan bayi senyaman mungkin dan
lembut untuk menghindari bayi menagis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih
tinggi untuk memperlancar drainase.
3). Lakukan penilaian ada/tidaknya
distress respirasi yang mungkin membutuhkan alat bantu ventilasi seperti
intubasi endotrakeal. Beberapa macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan masuknya udara kedalam traktus
gastrointestinal.
4). Pasang pipa nasogastrik
atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara dan cairan dari sistem usus
sehingga dapat mencegah muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan
tekanan (dekompresi) dalam sistem usus sekaligus mengurangi tekanan intra
abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube untuk irigasi dan untuk
dekompresi sistem usus.
5). Pasang
kateter uretra untuk mengurangi distensi kandung kencing dan mengurangi tekanan
intra abdomen.
6). Pasang
jalur intra vena (sebaiknya pada ektremitas atas) untuk pemberian cairan dan
nutrisi parenteral sehingga dapat menjaga tekanan intravaskuler dan menjaga
kehilangan protein yang mungkin terjadi karena gangguan sistem usus, dan
untuk pemberian antibitika broad spektrum.
7). Lakukan monitoring dan
stabilisiasi suhu, status asam basa, cairan dan elektrolit
8). Pada omphalokel, defek ditutup
dengan suatu streril-saline atau povidone -iodine soaked gauze, lalu ditutup
lagi dengn suatu oklusif plastik dressing wrap? atau plastik bowel bag.
Tindakan harus dilakukan ekstra hati hati diamana cara tersebut dilakukan
dengan tujuan melindungi defek dari trauma mekanik, mencegah kehilangan panas
dan mencegah infeksi serta mencegah angulasi sistem usus yang dapat mengganggu
suplai aliran darah.
9). Pemeriksaan darah lain seperti
fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu dilakukan guna persiapan operasi
bila diperlukan.
10). Evaluasi adanya kelainan
kongenital lain yang ditunjang oleh pemeriksaan rongent thoraks dan
ekhokardiogram.
11). Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam
suatu inkubator hangat dan ditambah oksigen.
Pertolongan pertama saat lahir: Kantong
omfalokel dibungkus kasa yang dibasahi betadin,selanjutnya dibungkus dengan
plastic.Bayi dimasukkan incubator dan diberi oksigen Pasang NGT dan rectal tube
Antibiotika.
F. Pemeriksaan
/Diagnosa
a)
Pemeriksaan Fisik
Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan
atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis
usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.
b)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP).
Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan
peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai
dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.
c)
Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik
dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik.
Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk
mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis. Pada
omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis
tengah pada bayi yang baru lahir.
G.
Tindakan bidan bila menemukan
Asuhan
Kebidanan Asuhan kebidanan yang dapat dilakukan jika menjumpai pasien anak/
bayi yang mengalami omfalokel, adalah merujuk. Kerena jika mengalami
keterlambatan dalam merujuk maka akan mengalami cedera pada usus dan infeksi
perut.
Tinjauan kasus :
“Seorang Ibu
mengatakan bayinya berumur 6 jam, lahir tangal 17 April 2013, pukul 10.00 WIB,
lahir secara SC dengan jenis kelamin perempuan. Ibu mengatakan anaknya menangis
terus dan rewel. Ibu mengatakan ada kelainan apa di perut anaknya. Ibu
mengatakan cemas dengan keadaan anaknya.
Setelah mendengar ibu bidan segera melakukan
pemeriksaan fisik. Berdasarkan pemeriksaan fisik tersebut bidan memperoleh
hasil pada bagian perut bayi terlihat selaput bewarna putih yang membungkusi
bagian isi perut, selaput bewarna putih dan sangat tipis, bagian perut bewarna
merah muda kecuali bagian selaput yang membungkusi.
Kemudian
bidan menjelaskan bahwa :
· Menjelas kepada ibu bahwa
anaknya mempunyai kelainan bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu sebagian isi
perut berada diluar dan hanya dilapisi oleh selaput.
· Menjelaskan
kepada ibu bahwa anaknya mempunyai kelainan bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel
yaitu sebagian isi erada diluar dan hanya dilapisi oleh selaput
· Beritahu
ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya agar bayi tidak hipotermi,
· Beritahu
ibu sebelum melakukan perawatan pada bayinya usahakan mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir.
· Menjelakan
kepada ibu untuk perawatannya dengan cara selalu mengompres perut bayi yang
menonjol dengan kasa yang di basahi larutan antiseptik yaitu yodium.
· Beritahu
ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian perut bayinya, karna bisa
menimbulkan infeksi.
· Membeitahu
kepada ibu omfalokel bisa disembuhakan dengan cara pembedahan dengan perlahan
lahan memasukan bagian yang menonjol ke dalam rongga perut.