Senin, 30 Mei 2016

Tanda-tanda Menjelang Persalinan Normal

Tanda-Tanda Menjelang Persalinan Normal

   Kehamilan adalah kondisi yang sangat diharapkan oleh semua orang tua khususnya seorang ibu, begitu juga dengan waktu melahirkan atau persalinan. Menurut mereka proses persalianan merupakan suatu hal yang sangat penting dan ditunggu-tunggu untuk kelahiran sang buah hati di dunia. Persalinan secara medis diartikan sebagai salah satu proses mendorong janin keluar dari dalam rahim secara normal atau melalui jalan lahir. Kondisi ini biasanya disertai dengan tanda-tanda menjelang persalinan.
tanda-tanda menjelang persalinan

Tanda-tanda Menjelang Persalinan yang Perlu Anda Ketahui

a. Kontraksi Braxton Hick 

  Kontaksi atau mulas palsu ini biasanya ditandai dengan rasanya nyeri, namun nyeri tersebut hanya sebentar dan memiliki jarak interval yang teratur. Kontraksi tersebut bertujuan untuk proses pematangan atau penipisan pada mulut rahim. Kotraksi palsu ini biasanya terjadi sekitar kehamilan berusia trimester kedua yaitu pada bulan ke-6. Jika Anda mengalami kotraksi palsu ini ketika siang hari memang terasa seperti mau melahirkan, tapi cobalah Anda untuk melakukan jalan-jalan atau gerakan kecil lainnya untuk menghilangkan kontraksi tersebut. Sedangkan jika terjadi pada malam hari namun waktu melahirkan belum cukup umur maka berbaringlah menghadap ke sebelah kiri dan minum satu liter air putih. Semua cara tersebut sangat efektif sekali untuk mengurangi kontraksi.

b. Timbul mulas dan nyeri
  Merasakan nyeri pada punggung, sakit perut atau kram selayaknya masa pramenstruasi.Anda juga harus segera ke dokter atau rumah sakit bila Anda merasakan mulas dan nyeri di bagian punggung bawah atau pinggang, serta kram yang tak kunjung hilang.
c. Keluar lendir bercampur darah
  Keluar lendir bercampur darah mendandakan terlepasnya sumbatan tebal pada leher rahim. Lepasnya sumbatan leher rahim ini menandakan bahwa telah terjadi dilatasi (pembukaan) dan penipisan leher rahim. Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, namun Anda tetap harus menghubungi dokter, terlebih bila terjadi perdarahan hebat.  
d. Air ketuban pecah
  Bila ibu hamil merasakan adanya cairan yang keluar dan keluarnya tidak dapat ditahan, itu menandakan bahwa air ketuban sudah pecah. Normalnya, cairan ketuban tidak berbau, bersih, dan jernih. Segera ke dokter atau rumah sakit bila air ketuban sudah pecah, meski Anda tidak merasakan kontraksi sebelumnya. Pecahnya air ketuban yang tidak disertai kontraksi dan rasa mulas, menandakan bahwa ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum tanda-tanda persalinan muncul. Dalam kondisi ini, Anda tetap harus segera ke dokter atau rumah sakit karena pecah ketuban dini dapat menjadi risiko infeksi bagi kehamilan Anda. 
e. Frekuensi BAK meningkat
  Frekuensi buang air kecil meningkat. Beberapa pekan atau jam sebelum persalinan, bayi akan turun ke tulang panggul Anda. Kondisi ini membuat rahim bersandar lebih sering pada kandung kemih sehingga frekuensi buang air kecil menjadi makin meningkat dibandingkan biasanya. 
f. Turunnya Janin
  Semakin dekat masa melahirkan maka janin akan semakin turun ke dalam rongga panggul. Biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman pada panggul dengan beban yang terasa lebih berat dan Anda akan merasa ingin buang air kecil terus. Setelah janin turun pada dalam rongga panggul Anda juga akan merasa sedikit lega karena paru-paru Anda memiliki sedikit ruang dari pada sebelumnya.
g. Pembukaan (dilatasi)
   Dilatasi atau pembukaan ini biasanya diawali dengan pemendekan mulut rahim, lalu baru akan mengalami pembukaan atau sama halnya dengan menipisnya di dalam mulut rahim. Pembukaan seringkali  di tandai dengan keluarnya semacam lendir yang berwarna kemerah-merahan dan terkadang ada yang berwarna coklat. Adapun lendir tersebut memiliki tekstur seperti ingus yang sangat kental, dimana lendir tersebut merupakan penyumpat mulut rahim sebelum masa persalinan.

 Tahapan Persalinan Normal
   Persalinan normal terdiri dari tiga tahap (kala) yaitu Kala 1 (Fase Awal, Fase Aktif, Fase Transisi), Kala 2, dan Kala 3. 
1. Kala 1 (Pembukaan)
Tahapan persalinan Kala 1 dimulai dari munculnya tanda-tanda persalinan, yaitu, ketika bayi bergerak turun ke bawah dan masuk ke panggul, kontraksi teratur mulai muncul, leher rahim menipis, mengalami dilatasi (terjadi pembukaan) dan berakhir ketika pembukaan mulut rahim sudah lengkap (pembukaan 10). 
   a. Tahapan persalinan Kala 1 Fase Awal
   Tahapan persalinan Fase Awal sering disebut juga Fase laten. Fase awal ini merupakan tahapan yang paling lama, bisa berlangsung selama 12-24 jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, berbeda-beda pada setiap ibu hamil.
Apa saja tanda (ciri-ciri) yang muncul pada Kala 1 Fase awal?
  • Terjadinya penipisan dan pembukaan (dilatasi) leher rahim mencapai 3 cm.
  • Timbul kontraksi yang berlangsung selama 30-45 detik dengan interval jarak 5-30 menit.
  • Kontraksi biasanya belum terlalu kuat, agak tidak teratur, tetapi menjadi semakin kuat dan lebih sering seiring dengan bertambahnya pembukaan leher rahim.
  • Timbul sakit dan nyeri pada punggung.
  • Timbul kram pada perut seperti nyeri haid.
  • Keluar lender bercampur darah (bercak darah) akibat lepasnya sumbat leher rahim yang selama ini melindungi rahim.
  • Air ketuban pecah dan keluar, dapat merembes, mengalir, atau menyemprot. Beberapa ibu hamil dapat mengalami Kala 1 ini dengan tanpa rasa sakit sama sekali sehingga mereka bisa tetap berdiam diri, istirahat di rumah, sambil terus memantau kontraksi yang muncul.

   b. Tahapan persalinan Kala 1 Fase Aktif
    Setelah melewati Fase Awal (Fase Laten), maka Anda akan mulai masuk ke Fase Aktif, dimana pada fase ini akan banyak kemajuan yang terjadi. Fase ini berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu lama yaitu sekitar 2 – 3 ½ jam. Pada Fase ini diharapkan Anda sudah berada di rumah sakit agar bisa segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis. 

Tanda-tanda persalinan Fase Aktif adalah:
  • Kontraksi rahim lebih aktif, dan berlangsung kian kuat, makin sering (bisa tiap 3-5 menit), dengan durasi yang semakin lama sekitar 45-60 detik.
  • Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm (mencapai pembukaan 7).
  • Bila pada fase sebelumnya, tidak semua ibu hamil merasakan nyeri dan sakit, maka pada fase ini, hampir sebagian besar ibu hamil akan merasakan sakit dan nyeri.
  • Nyeri dan sakit pada punggung bertambah.
  • Pengeluaran lendir bercampur darah semakin banyak.
  • Bila pada fase sebelumnya ketuban belum pecah, maka pada fase ini ketuban akan mulai pecah.
  • Ibu hamil semakin gelisah, sulit tenang dan santai (karena rasa sakit yang bertambah), dan semakin tegang. 

 c. Tahapan persalinan Kala 1 Fase Transisi
   Setelah melewati Fase Aktif, selanjutnya akan masuk ke Fase Transisi, dimana fase ini merupakan fase yang paling berat dan melelahkan. Fase ini berlangsung cepat antara 30 menit sampai 2 jam.

Apa saja tanda-tanda Fase Transisi?
  • Fase ini merupakan fase yang paling sulit karena kontraksi terjadi sangat kuat, dengan jeda waktu yang semakin sempit sehingga waktu untuk istirahat semakin sedikit. Mungkin juga akan terasa seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahat diantara kontraksi.
  • Nyeri dan sakit semakin bertambah hebat karena kontraksi meningkat sangat kuat, semakin sering (bisa tiap 2-3 menit), dan dengan durasi yang semakin lama (selama 60-90 detik).
  • Pembukaan leher rahim terus bertambah, hingga mencapai 10 cm (pembukaan 10). Umumnya dari pembukaan 7 ke pembukaan 10 berlangsung sangat cepat, bisa sekitar 15 menit hingga 1 jam.
  • Banyak wanita hamil yang merasa gemetar, mual, muntah, panas, dan berkeringat. Kaki kejang, dingin, dan gemetar tidak terkendali.
  • Adanya tekanan yang kuat pada bagian bawah punggung dan perineum. Akibat adanya tekanan tersebut, Ibu merasa ingin mengejan. Namun, pada fase ini ibu masih belum boleh untuk mengejan, meski kepala bayi sudah mendesak keluar. Atasi keinginan mengejan dengan melakukan teknik pernapasan. Jangan mengejan sebelum pembukaan leher rahim sempurna karena dapat membuat leher rahim robek dan bengkak. Anda boleh mengejan bila dokter membolehkan Anda untuk mengejan yaitu bila pembukaan sudah sempurna yaitu pembukaan 10.
  • Pengeluaran lendir dan darah semakin bertambah banyak.
  • Leher rahim terasa sakit panas, bahkan mati rasa akibat tekanan dan dorongan kepala bayi yang semakin kuat.

 2. Kala 2 (mengejan dan melahirkan)
  Tahapan persalinan Kala 1 dengan tiga fasenya sudah dilalui. Sekarang saatnya memasuki tahapan persalinan Kala 2. Kala 2 adalah tahapan mengejan dan melahirkan. Kala 2 dimulai dari saat pembukaan 10 (pembukaan leher rahim sempurna) hingga bayi lahir. Pada Kala 2 ini, bayi sudah siap di jalan lahir. Ibu pun sudah diperbolehkan untuk mengejan.

Tanda-tanda datangnya Kala 2 persalinan adalah:
  • Adanya dorongan mengejan.
  • Ada tekanan pada anus.
  • Perineum menonjol.
  • Keluarnya darah dan lendir semakin bertambah banyak.
3. Kala 3 (pengeluaran plasenta)
   Tahapan persalinan yang panjang dan melelahkan telah berhasil Anda lewati. Sang buah hati pun berhasil keluar dengan selamat. Namun, proses persalinan masih belum selesai. Sekarang saatnya memasuki tahapan ketiga atau disebut Kala 3.

Kala 3 dimulai dari lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta. Tahapan Kala 3 biasanya berlangsung selama 20 menit dan Anda masih mengalami kontraksi. Kontraksi yang muncul justru memudahkan Anda mengeluarkan plasenta.
   Pada tahap ini Anda masih diminta mengejan untuk mengeluarkan plasenta yang selama ini mendukung kehidupan janin di dalam rahim. Untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau belum, dokter akan menekan perut bagian bawah Anda. Setelah semua plasenta keluar, dokter akan menjahit bagian perineum (ini dilakukan bila pada tahap persalinan Kala 2 ada robekan di perineum).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar